Saturday, May 17, 2008

Kebangkitan Nasional

Tidak terasa 3 hari lagi tanggal 20 Mei 2008 tepat 100 tahun kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Belum terlihat dengung semangat kotaku untuk menyosong hari bersejarah ini. Masih terlihat jelas rutinitas berbagai kalangan, masyarakat juga pelajar dan mahasiswa. Hampir semua mata dan hati tertuju pada rencana "kenaikan BBM". Demo terjadi hampir di setiap sudut kota di Indonesia. Tidak ada lagi "rasa" untuk bangkit justru sebaliknya rasa cemas, was-was dan gamang jika hari H kenaikan BBM benar-benar terjadi.

Tadi malam Saya sempat ngobrol dengan salah seorang kawan pada acara "Mapaci" putrinya yang akan melangsungkan Resepsi Pernikahan. Mapaci adalah bahasa Bugis Makasar yang berarti bepacar dalam budaya banjar atau malam midodareni dalam budaya Jawa. Kawan Saya sempat curhat, tidak ada lagi rasa optimis sedikitpun buat dia. Rasa khawatir yang sangat dalam terlihat dari gurat wajahnya. Bagaimana tidak, terbayang dalam "penerawangannya" akan terjadi kekacauan pada hari diumumkan kenaikan harga BBM, kepanikan, kemarahan akan terjadi di Masyarakat. Yang paling membuat dia sangat khawatir adalah bagaimana dengan putrinya yang sedang kuliah di Surabaya.

Cerita diatas memberikan gambaran bahwa Hari Kebangkitan Nasional sungguh berbeda saat ini, rasa nasionalisme terkalahkan oleh kondisi riil kehidupan. Kehidupan yang tengah terkoyak oleh keserakahan. Entah keserakahan siapa ??? Semoga Allah SWT membukakan jalan terbaik untuk kemelut bangsa ini.

Sekedar untuk mengenang Hari Kebangkitan Nasional berikut Kebangkitan Nasional dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Kebangkitan nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun. Masa ini diawali dengan dua peristiwa penting Boedi Oetomo (1908) dan Sumpah Pemuda (1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.

Tokoh-tokoh kebangkitan nasional, antara lain: Sutomo, Gunawan, dan Tjipto Mangunkusumo, dr. Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara), dr. Douwes Dekker, dll

Selanjutnya pada 1912 berdirilah partai politik pertama Indische Partij. Pada tahun ini juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (Yogyakarta) dan Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera di Magelang.

Suwardi Suryoningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis Als ik eens Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda), 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah jajahan Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryoningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi “karena boleh memilih”, keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Indonesia.

No comments: