Saturday, June 30, 2007

Awal terbentuknya SCCN

Sebagaimana biasanya Sabtu malam ini SCCN memasuki pertemuan yang ke-12. Partisipasi peserta cukup antusias, tentu hal ini karena konsistensi yang tetap prima dari semua pihak. SCCN akan tetap berjalan dan diharapkan peserta akan semakin beragam. Berikut sekilas informasi bagaimana gagasan terselenggaranya Samarinda Cyber Community Night (SCCN) oleh SMK TI Airlangga Samarinda.

Berawal dari diskusi ringan pada awal April 2007 antara beberapa pengajar di SMK TI Airlangga ( Pak Sigit, Pak Adrianto, Pak Malik, Pak Isman, Pak Natal, Bu Dian, Bu Casie ) di ruang rapat L1 munculah pemikiran-pemikiran baru untuk memajukan komunitas TI di Samarinda. Gagasan ini telah lama menjadi pemikiran kawan-kawan tetapi kali ini pembahasan lebih intens dan spesifik.

Awalnya kita ingin menggelar acara semacam seminar rutin, tetapi ide kemudian berkembang, bagaimana jika ada semacam pertemuan rutin yang difasilitasi Hot Spot gratis dan melibatkan siapa saja yang mau bergabung dalam komunitas IT . Akhirnya Pak Adri mengusulkan nama SAMARINDA CYBER COMMUNITY NIGHT (SCCN).

Ide SCCN ini akhirnya di uji coba pertama kali pada hari Sabtu tanggal 14 April 2007 dengan format sebagai berikut :

SCCN dilaksanakan setiap Sabtu malam pukul 19.00 Wita s.d selesai
Dilaksanakan di halaman parkir SMK TI Airlangga Jln. Pahlawan 2A Samarinda, Telp. 0541-741864

SAMARINDA CYBER COMMUNITY NIGHT
(Organized By : SMK TI AIRLANGGA, www.smka-smr.sch.id)

SCCN adalah :
- Tempat kumpulnya komunitas teknologi informasi (TI)
- Tempat kumpulnya mereka yang tertarik di dunia TI
- Tempat promosi hasil-hasil karya
- Tempat promosi produk apa saja
- Tempat diskusi apa saja
- Tempat temu kangen

TUJUAN :
- Difusi Informasi ke segenap lapisan
- Membangun persepsi (support) teknologi informasi untuk kemajuan kota Samarinda

FASILITAS :
- Free Internet Hot Spot

Demikian ide awal teselengaranya SCCN ini, SCCN berkembang karena keterlibatan semua pihak, manfaatkan komunitas ini untuk saling berbagi informasi demi kemajuan yang lebih baik ke depan.

Read More..

Friday, June 29, 2007

aPTT dan PTT bagi penderita Hemofilia


Berikut penjelasan aPTT dan PTT yang disampaikan dr. Nova Hippi dengan bahasa yang lugas melalui milis hemofilia semoga bermanfaat. aPTT: activated partial thromboplastin time sedangkan PTT: Partial thromboplatin time

Secara garis besar, aPTT itu sama dengan PTT, tapi bahan yang dipakai untuk pemeriksaan beda. Yang satu teraktivasi, yang satu lagi tidak (jadi perlu diaktivasi dulu, dan pemeriksaan jadi lebih rumit dan lebih lama). Ada lagi PT / prothrombin time

Seperti yang dikatakan, dua hal ini dipakai untuk pemeriksaan koagulasi/pembekuan darah. tapi biasanya hanya untuk screening. penentuannya harus lebih detail, misal pemeriksaan faktor VIII atau faktor IX secara langsung.


Mungkin dah pada tau kalau sistem pembekuan darah terdiri dari dua jalur. Yang pertama jalur intrinsik dan yang kedua jalur ekstrinsik. Agak ribet ngejelasinnya, tapi yang pasti faktor VIII dan faktor IX itu bekerja pada jalur intrinsik aja.

aPTT itu buat ngeliat jalur intrinsik secara garis besar. PT buat ngeliat jalur ekstrinsik. Jadi pada hemofilia, yang kekurangan faktor yang bekerja pada jalur intrinsik, aPTTnya memanjang dan PTnya normal (kan jalur ekstrinsiknya gak kekurangan faktor apa pun).

Untuk faktor VIII, aPTT memanjang bila kadar FVIII kurang dari 30%. alias kalau FVIIInya 31%, aPTTnya sudah normal. Ini membuat aPTT bisa dipake buat skrining.

Untuk terapi, kalau target terapi FVIIInya adalah 30% (diksh FVIII sampe kadar 30% aja, ga perlu sampe 100%, misal untuk terapi perdarahan ringan), secara TEORI aPTT bisa dipake buat pemantauan terapi. Tapi kalau target terapi lebih dari 30%, misal untuk operasi yang perlu kadar sampe 100%, aPTT ga bisa dipake buat pemantauan terapi. (milis_hemofilia@yahoogroups.com)

Bingung kan?

^_^'
dr. Nova

Read More..

Thursday, June 28, 2007

"Titip Ibuku ya Allah..."


" Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja..." Tradisi ini sudah berlangsung 30 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat. Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan disebuah Perusahaan, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.

" Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa" pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca ... orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ..... tapi entahlah.... Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya, " Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ? " Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana . Terbata-bata Ibu berkata, " Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri "

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab, " Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan . Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu . Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan disitulah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap, " Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu. "Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk "cuti" dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu.

Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi...

Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?

" Nak... bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. "

Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan, " Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu...".

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, Ibu... Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "aku sayang padamu... ",namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah.

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita ... Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.

Wallaahua'lam

"Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu..., dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil "

"Titip Ibuku ya Allah"....

(sumber : Alexander)

Read More..

Tuesday, June 26, 2007

Airlangga Comprehensive Test Competition (ACTC)



Airlangga Comprehensive Test Competition (ACTC) adalah sebuah kompetisi besar yang digelar oleh Bimbingan Belajar Airlangga Samarinda. Test Kompetisi ini melibatkan 10 besar siswa terbaik di sekolah baik tingkat SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/SMK. Syarat untuk dapat mengikuti ACTC adalah harus mendapatkan rekomendasi dari sekolah sebagai pengantar saat mendaftar. ACTC I dilaksanakan pada tanggal 9 - 10 Desember 2006 di Kampus Airlangga Jl. Pahlawan 2A Samarinda.

Sebuah kompetisi besar telah dimulai, setiap sekolah mengirimkan 10 siswa terbaiknya (umumnya sebuah lomba hanya diwakili paling tidak 3 siswa). Mereka beradu untuk menyelesaikan soal-soal dengan cepat dan benar. Soal dibuat oleh Tim Litbang Airlangga dengan mengacu pada standart kurikulum Nasional.

Read More..

Monday, June 25, 2007

Antara Pilihan dan Harapan


Usai sudah pengumuman hasil kelulusan Baik SD, SMP maupun SMA. Saat ini mereka yang lulus sedang menikmati libur panjang dengan berbagai jadwal padat yang sulit diganggu gugat oleh siapapun termasuk orang tua mereka. Sementara ada sebagian yang masih "bingung" harus berbuat apa karena ternyata tidak lulus sekolah. Orang tua mereka bahkan sekolah sekalipun sangat "terpukul", tidak jarang mereka adalah sang juara di kelas atau selama sekolah menunjukkan prestasi akademik yang bagus tetapi apa mau dikata sistem telah membuat semuanya berubah. Waktu 1 minggu telah merubah "wajah", Ujian Nasional telah membabat habis impian mereka.


Memang ironis, ditengah belum standarnya faktor pendukung pendidikan disatu pihak Pemerintah telah menstandarkan bahan uji "balistik"nya. Kurikulum tentu akan sama dari sabang sampai merauke tetapi standar belajar, sarana penunjang, berbagai macam kualitas tentu akan berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, antara kota dan desa bahkan pelosok. Kalaupun ada upaya untuk membagi Rayon Barat, Tengah dan Timur .... tetap saja tidak memecahkan masalah.

Saat ini Saya terlibat sangat aktif didunia pendidikan, melalui Bimbingan Belajar Airlangga Saya dapat melihat betapa "sangat beragamnya" kemampuan dasar siswa dalam mengerjakan soal, dalam menganalisis soal bahkan dalam menterjemahkan soal dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun. Fenomena menarik bahkan terjadi, bahwa dalam satu sekolahpun generalisasi "kepandaian" tidaklah menjadi ukuran keberhasilan sekolah dalam mengantarkan murid-muridnya. Di Bimbingan Belajar jelas terlihat bahwa anak pandai/cerdas sangat ditentukan dari perilaku dan lingkungan si anak.

Kekhawatiran Saya barangkali "sangat berlebihan" bahwa kelulusan 100% hanyalah merupakan "bom waktu" bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia kedepan. Kebanggaan yang secara realitas harus menjadi "warning" bagi setiap orang tua untuk tidak "terlena" dan tetap mengikuti bahkan mendorong dengan sangat kuat kepada putra-putrinya untuk secara "intens" me-review setiap mata pelajaran yang telah mereka terima dan jika dimungkinkan memberikan stimulan proporsional untuk mengembangkan otak kiri dan otak kanan.

Read More..

Momentum Pengumuman Kelulusan SMK TI Airlangga Samarinda




Tanggal 16 Juni 2007 adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh jutaan siswa SMA/SMK diseluruh Indonesia tidak terkecuali di SMK TI Airlangga Samarinda. Beban berat sudah terasa sejak awal tahun 2007, beban itu tidak saja dirasakan oleh siswa tetapi juga orang tua dan guru, terlebih sekolah dengan predikat Cyber School pertama di Kaltim dan sekolah dengan sederetan prestasi tingkat propinsi maupun nasional tentu momentum tanggal 16 Juni 2007 adalah "pertaruhan" yang luar biasa. Dan syukur Alhamdullilah atas segala Rahmat dan Karunianya kami dapat melaluinya dengan tingkat kelulusan 100%. Terimakasih kepada semua pihak yang telah mencurahkan segenap waktu dan tenaganya demi cita-cita mulia ini. Terlebih kepada Tim SMK TI Airlangga (Pak Adrianto, Bu Ati, Pak Malik, Bu Casie, Bu Dian, Pak Natal, Pak Anto, Bu Juariah dan tentunya Pak Pandi, Pak Heri, Pak Asmar, Pak Rudi, Pak Asri, Pak Arman dan Dewi), Bravo Airlangga.

Read More..

Saturday, June 23, 2007

Diperlukan Rp. 460.800.000,-/org/thn untuk mendapatkan Konsentrat Darah bagi setiap penderita Hemofilia

Berikut penjelasan HMHI Pusat (Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia) yang disampaikan oleh Ibu Novi Riandini berkaitan dengan pengadaan Koate bagi penderita Hemofilia. Pada saat awal beberapa daerah menyatakan telah sukses dapat mengklaim koate melalui ASKES, tapi Jakarta masih ragu karena banyak pemikiran2 yang mendasar. Jadi, langkah yang kita ambil hingga saat ini adalah TIDAK PERNAH menggunakan Koate sebagai main treatment (pengobatan utama) pada hemofilia. Apalagi menggunakannya sebagai pengobatan profilaksis (pemberian pengobatan secara berkala tanpa perdarahan). Informasi yang saya dapatkan adalah adanya daerah yang menggunakan koate untuk pengobatan profilaksis dan sebagai main treatment.


Kita tidak bisa menyalahkan secara utuh kebijakan pemerintah. Karena perlu disadari bersama, berdasarkan pengalaman saya dalam membina hubungan dengan negara2 lain yang mempunyai organisasi hemofilia terutama negara2 di eropa, australia, Thailand, Singapura, India, US
bahkan India, Informasi yang saya terima dari mereka adalah TIDAK SATUPUN negara didunia ini yang menggunakan pengadaan Konsentrat seperti yang negara kita lakukan. Yakni dengan pengadaan konsentrat melalui distributor.

Di negara2 lain, mereka membeli dengan sistem TENDER langsung ke beberapa pabrik obat bukan ke distributor. Atau seperti malaysia, yang mengirimkan darah ke Australia yang nantinya hasil jadi konsentratnya dikirim ke negara itu sendiri. Yang saya tau, malaysia dan singapura tidak memberikan konsentrat secara cuma-cuma. Melainkan hanya subsidi dalam bentuk potongan harga. Untuk di Singapura 1 vial (250 IU) dijual berkisar Rp. 600.000.
Melalui cara2 ini pengeluaran banyak yang bisa ditekan. Mulai dari bea masuk hingga dana sponsor yang nantinya malah membebani biaya atas penjualan konsentrat itu sendiri.

Pengadaan Konsentrat tidak lah mudah. Ini juga terjadi di berbagai negara. Yang saya ikuti dari Thailand adalah pada awalnya Thailand berfikir untuk memproduksi sendiri, namun karena biaya yang akan ditanggung sangatlah mahal, akhirnya mereka memutuskan untuk tender langsung. Tapi itu pun tidak juga mudah karena perlu proses tahunan dan dana yang besar walaupun pemerintahnya sudah menyatakan full support. Yang saya tau, hingga saat ini mereka pun masih dalam proses tender kendati mereka telah memulainya pada tahun 2003/2004.

Pada tahun 2003 Prof. Moeslichan pernah mengungkapkan pemikirannya untuk pengadaan krio kering (krio dalam bentuk bubuk sehingga pendistribusiannya lebih mudah) kepada PMI, Menkes dan WFH. Tetapi, ternyata banyak kendala yang akan ditemui nantinya. Selain pengadaan darah di indonesia yang masih belum berjalan dgn baik. Kita ketahui bersama, masih sering ditemui kurangnya persediaan darah terutama saat wabah DBD atau bulan puasa misalnya. Selain itu juga WFH sangat tidak menyarankan hal itu dilakukan oleh Indonesia melalui medical advisor mereka. Alasan mereka cost yang akan dikeluarkan akan tidak jauh
berbeda apabila kita melakukan tender langsung untuk konsentrat.

Pada tahun 2006, Jakarta baru mulai memberanikan diri untuk mengklaim Koate. Tapi itupun kami jadikan second treatment setelah darah. Kami baru mengklaim Koate pada situasi special case (saat darah kosong, perdarahan berat) dan emergency case (perdarahan kepala). Itupun masih mendapat batasan2 yakni pengobatan On-Demand. Kami merasa bila mengklaim koate secara main treatment akan membuat shock theraphy untuk pemerintah yang tidak mengetahui secara detail pengobatan hemofilia itu sendiri. Yang mereka tau hanyalah dana yang
membludak akibat klaim2 tersebut sehingga mereka nantinya akan mengkunci 'pengklaiman' .

Seiring hal tersebut, tahun 2006 - 2007 yang lalu kamipun kembali menghadap Menkes yang kemudian diteruskan kepada DirJen dan sekjen Yanmed (Pelayanan Medik Depkes RI). Inti utama dari pembicaraan tersebut adalah untuk memasukkan SELURUH penderita hemofilia pada daftar ASKESKIN. Karena ini merupakan awal yang harus kita lalui dulu sebelum meminta akses konsentrat secara gratis/subsidi dari pemerintah yang dananya bukan lagi milyaran, tapi bisa mencapai trilyun. Hingga saat ini, kami masih menanti jawaban dari pihak DEPKES.

Saya bukan ingin membela pemerintah, coba mohon difikir secara seksama, perhitungan pengadaan konsentrat untuk satu orang pasien hemofilia berat dengan perdarahan ringan dgn berat badan 50 kg (bila menggunakan perawatan on-demand/saat terjadi perdarahan saja) :

dalam 1 hari maka ia akan membutuhkan:
50 (Kg) x 20 IU = 1.000 IU
Bila Koate yang digunakan adalah 250 IU dengan harga Rp. 1.200.000,-
Maka yang dibutuhkannya untuk sekali periode treatment adalah 4 vial
yang artinya Rp. 4.800.000,-

Untuk sebulan:
Biasanya hemofilia berat akan mengalami perdarahan sendi/otot 1 - 2
kali seminggu.
Artinya mereka akan membutuhkan 2 x 4 x Rp. 4.800.000,- = Rp. 38.400.000,-

Untuk 1 tahun:
12 x Rp. 38.400.000,- = Rp. 460.800.000, -

Ilustrasi penghitungan tersebut baru pada perdarahan ringan lho... belum termasuk perdarahan sedang (gigi, selangkangan) , berat, hemofilia dengan Inhibitor, pasca operasi atau perdarahan kepala. Dan baru untuk 1 orang penderita hemofilia saja. Bukan seluruh Indonesia yang tercatat 1,130 orang.

Jadi untuk menyadarkan pemerintah, untuk hal ini sangatlah tidak mudah apalagi di Indonesia dengan dana sekian banyak untuk jumlah orang yang relatif rendah. Karena biasanya pemerintah lebih memprioritaskan kejadian2 wabah nasional (DBD dll). Kalaupun pada saatnya kita akan mencapai arahan kesana, biasanya pemerintah harus melakukan open tender dengan bukan hanya satu pabrik obat.

Memang kita perlu BERSATU untuk memikirkan hal-hal ini namun kita pun perlu melakukannya dengan cara yang manis, benar dan baik. Jangan terlalu frontal karena dampaknya akan dihadapi oleh pasien itu sendiri.

Sebenarnya hal ini sudah saya dengar beberapa hari yang lalu, hanya saja saya masih harus meredam dulu dan menunggu sepulangnya Prof. Moeslichan dari Austria. Mungkin bila beliau besok masuk, saya akan bertemu dengan beliau dan membicarakan hal-hal ini serta langkah apa
yang harus dilakukan.

Jadi mohon bantuan untuk semua pihak berfikir positif dulu yaa... dan sabar... Mohon dengan segala hormat, hal seperti ini untuk tidak dibahas di milis sebelum kita mengetahui jelas duduk persoalan dan hitam diatas putihnya. Dan bila memang sudah jelas semuanya, baru kita dapat
bergerak. Mengingat anggota milis ini dari kalangan yang cukup beragam dan belum tentu mereka mengetahui informasi secara lengkap dan menyeluruh, e-mail seperti ini dapat memberikan dampak psikis yang kurang baik untuk pasien itu sendiri. Sejak e-mail ini di gelar saya langsung mendapatkan beberapa telepon dari peserta milis dengan nada resah. Dan tolong, jangan mudah terprovokasi oleh pihak manapun. So, be wise please...

Best regards,
Novi Riandini

Read More..

Thursday, June 14, 2007

Dengan Bajai menuju SETWAPRES (Bagian 1)


Setwapres telah menyetujui penempatan 5 (lima) orang siswa SMK TI Airlangga untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) 2007/2008 di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden yang akan dimulai dari tanggal 7 Januari sampai dengan 7 Mei 2008. Bagaimana kisah perjalanannya ..... simak penuturan berikut ini.


Suatu pagi Saya, Pak Malik dan Bu Ati terlibat diskusi ringan di ruang guru lantai 2, Pak Malik melontarkan gagasan ... bagaimana jika kita mencoba untuk Prakerin di Setwapres. Kamipun sepakat untuk menindaklanjuti, kebetulan Saya akan ke Jakarta beberapa hari ke depan. Tanpa membuang waktu Pak Malik menyiapkan surat permohonan lengkap dengan profile sekolah.

Perjalanan Saya ke Jakarta dimulai pada Kamis 16 Mei 2007, perjalanan kali ini cukup unik. Padi itu Saya harus bangun pukul 02.30 dini hari karena flight pertama Garuda ke Jakarta pukul 06.00, praktis malam itu Saya tidak bisa tidur pulas karena selalu terjaga, takut terlambat.

Ditemani istri, Saya menyantap "makan sahur" sebelum mobil jemputan datang. Sekitar pukul 02.30 mobil jemputan perlahan hilir mudik di depan rumah, dengan telp genggam Saya hubungi Pak Sopir. Pak ..... stop!!!, jangan terus, rumah Saya tepat disisi kanan Bapak. Kebetulan ruang makan dirumah kami terdapat jendela yang leluasa memandang ke arah luar.

Anak-anak masih tertidur pulas saat Saya berangkat meninggalkan rumah. Selama perjalanan Samarinda Balikpapan kantuk berat menyerang dan pulaslah Saya hingga bandara Sepinggan. Saya check in sangat awal, hanya ada 2 orang di depan Saya. Petugas bertanya .... Bapak mau duduk dimana, ..... Saya minta tidak merokok dan tidak di jendela. Seperti dalam perjalanan sebelum-sebelumnya terpenting Saya ada di sisi jalan, karena ngak pusing ngeliatin awan, kalau disisi jalan pemandangannya lebih "menarik" heeeee ......... karena kita dapat mencium aroma parfum "terkini" yang dipakai para pramugari, heeee ..... jadi ngak repot kalau mau pilih parfum keluaran terbaru.

Saat mencari tempat duduk Saya langsung saja ke arah belakang, ya seperti biasa ..... ternyata sudah pada ditempati orang. Sayapun bertanya ke pramugari (kacamata ada di dalam tas), dengan ramah dia bilang Bapak duduknya di depan (kelas executive), Saya ya manut saja .... sambil heran, kok bisa ya ...? harap-harap cemas jangan-jangan nanti digeser orang. Ternyata memang ... itu kursi Saya.

Sesampainya di Cengkareng Saya memilih naik Bis Damri menuju stasiun Gambir (heee ....), tapi jangan salah, ternyata para executive muda juga memilih angkutan yang sama (mereka ngak gengsi, enjoy aja). Tiba di Gambir masih pukul 11.30 WIB, saat itu hujan deras, bukan main begitu banyak para sopir yang menawarkan angkutan kepada setiap penumpang yang turun dari bis tidak terkecuali calo ticket kereta api dan sopir bajai.

Ditengah hujan lebat Saya lari berteduh, ditengah kerumunan pemberi jasa transportasi dari kejauhan tampat seorang kakek tua berjalan berlahan, kira-kira usianya 60 tahun. Saya tergerak untuk memperhatikannya. Sempat terbetik dalam hati Saya ... apakah beliau akan meminta-minta, ternyata "tidak". Beliau bilang ..... nak pakai bajai Saya saja ... itu ada disana. Kontan yang lain bilang ... jangan Om ... bajainya jelek, tua .... pakai punya Saya saja ... baru om ..., memang sebagian besar bajai di Jakarta telah melakukan "metamorfosis" menjadi kancil (pengganti bajai).

Akhirnya Saya putuskan memakai bajai beliau, Pask Kasno asal Purwokerto ... yang telah berpuluh tahun meninggalkan keluarga untuk mangadu nasib ditengah hiruk pikuk kota metropolitan, yang secara disiplin telah menyisihkan sebagian kecil penghasilannya untuk dikirim kekampung halaman. Saat itu Saya boleh bangga .... Saya boleh "malu" karena naik bajai ... tetapi di mata Pak Kasno ... jelas terpancar rasa syukur, bahwa masih ada orang yang tidak rela menyisihkan uangnya untuk membayar taxi meter, heeee ..... bayangkan jika tidak lagi ada yang perduli dengan mereka ... semua pengennya naik mobil ber AC .... , dan sempat terucap dari bibirnya ketika Saya bertanya kenapa ngak ganti kancil ..... lha gimana ya nak ... jika Bapak kudu bayar cicilan ... sementara sak'iki wae golek penumpang angil banget. (bersambung)

Read More..

Saturday, June 9, 2007

Pak Adrianto dan Pak Sigit di antara Penari Adat Dayak

Suatu kehormatan dan kebanggaan yang mendalam bisa berphoto bersama penari adat yang tengah menggunakan pakaian adat lengkap. Moment ini diambil ditengah berlangsungnya acara Pelepasan dan Penyerahan Sertifikat Kompetensi Siswa Kelas 3 SMK TI Airlangga.

Saat Saya menulis catatan ini tiba-tiba Saya teringat ketika masih duduk di kelas 5 SD beberapa tahun silam. Dimana Suatu hari Saya akan mengikuti Jambore Daerah Pramuka di Sedati Kabupaten Sidoarjo Jatim. Orang Tua Saya (Bapak) bilang .... Git coba buka peti itu, disana ada pisau bagus, cocok buat pramuka. Saat kami membuka peti tersebut, Saya melihat beberapa barang tersimpan disana salah satunya adalah topi kas penari Dayak. Memang Ibu Saya adalah mantan Penari adat Dayak dan Banjar, cuma sayangnya Saya belum pernah melihat secara langsung saat beliau pentas.

Read More..

Thursday, June 7, 2007

Pengajar SMK TI Airlangga dapat Beasiswa Pelatihan Jurnalisme TV dari JFCC di School for Broadcast Media

Didik Irawan adalah salah satu pembina Club Cyber Film SMK TI Airlangga, di bawah asuhannya Tim Cyber Film masuk nominasi 8 besar Festival Film Dokumenter Di Jogjakarta pada Nopember 2006. Kali ini Kak Didik demikian biasa dipanggil oleh anak-anak Film menerima beasiswa dari Jakarta Foreign Corrrespondent Club (JFCC), beasiswa ini diberikan kepada putra - putri Indonesia khususnya di Indonesia Timur untuk belajar jurnalisme Televisi di School for Broadcast Media. Hebat ya Kak Didik, sangat luar biasa kesempatan ini ......, seluruh Indonesia Timur kepilih 2 orang Kak Didik dan Orgenes Asmuruf dari Papua. Selamat Kak Didik, tunjukan bahwa anda mampu bersaing di level Nasional.

Persyaratan seleksinya adalah sebagai berikut minimal lulusan Diploma 3, memiliki semangat belajar tinggi, belum pernah bekerja di institusi media, membuat Essay dengan judul "Mengapa saya ingin menjadi Jurnalis Televisi".


School for Broadcast Media (SBM) adalah lembaga pelatihan di bidang jurnalisme yang didirikan oleh Institut Studi Arus Informasi dan didukung oleh lembaga-lembaga internasional demikian yang disampaikan oleh Irma F.L. Doloksaribu dari School for Broadcast Media yang beralamat di Jln. Utan Kayu No.68 A-B Jakarta Timur 13120 P: 8576850 F: 8576843 mail to: irma@broadcast- edu.or.id www.broadcast- edu.or.id

Berikut petikan e-mail dari Rebecca sang penggagas ....., the JFCC commitee have selected two Candiates for the TV basic scholarship DIDIK IRAWAN and ORGENES ASMURUF.

Thank-You,

Rebecca


Berikut petikan e-mail dari Trainning Officer SBM :


Dear Friends,

Terima kasih atas aplikasi teman - teman untuk mendapatkan beasiswa pelatihan jurnalisme TV di School for Broadcast Media dari JFCC. Setelah mempelajari semua aplikasi yang masuk maka terpilih lima orang calon yang langsung diwawancara oleh Rebecca dari JFCC.

Hasilnya, Didik Irawan dan Orgenes Asmuruf mendapatkan beasiswa tersebut. Beasiswa mencakup biaya pelatihan, akomodasi dan transportasi. Pelatihan ini akan berlangsung pada tanggal 25 Juni s.d. 20 Juli 2007, Senin - Jumat, Jam 09.00 - 17.00.

Selamat kepada yang terpilih dan kami akan menghubungi anda. Kepada yang belum terpilih, jangan kecewa. Apabila ada kesempatan berikut, silahkan mengajukan aplikasi lagi.

Terima kasih atas perhatian Teman - teman sekalian. Tetap Semangat

NB: Email pemberitahuan dari Rebecca (JFCC) dapat dibaca dibawah ini. Terima kasih.
Best regards,

Irma F.L. Doloksaribu

Training Officer
School for Broadcast Media
Jln. Utan Kayu No.68A-B
Jakarta Timur 13120

Read More..

Tuesday, June 5, 2007

Kepala Lab SMK TI Airlangga ULTAH ke - 28


Pak Anto !!! jangan kemana mana nanti jam 13.00 rapat SMK TI, demikian instruksi Bu Ati kepada Pak Anto saat yang bersangkutan lagi asyik dimeja kerjanya. Tentu saja Pak Anto mulai sibuk mempersiapkan materi apa yang mesti disampaikan. Beberapa kali Saya melihat .... Pak Anto (nama benernya Isman Mustamin) hilir mudik keluar masuk Lab dan ruang kerjanya. Sementara Rizky, Nuhajat, Wulan, Marisa, Indah, Ita, Marga, Regina, Fajar, Vivi dan Cucum nampak senyum-senyum .... mereka sudah siap dengan kejutannya. Kali ini yang mendapat tugas beli kue ultah adalah Marga ....., yach lama banget belinya .... maklum wong ndeso biasanya yang dibeli lemperrr .... heee, sekarang harus cari kue Ultah, eeee ... sudah lama dapetnya tar gulung rasa black forest, heeee. Ngak papa Ga yang penting ada kembangannya .... dan yang Ultah seneeenggg karena ada merah-merahnya di kue, sayang ngak pakai lilin. Met Ultah ke-28 Pak Anto, kami mendoakan semoga ngak terlalu lama jomblonya dan sukses selalu, oh ya terpenting jangan lupa jagain Lab kita ... agar menjadi yang terbaik. (Pak Anto lahir di Sinjai, 5 Juni 1979).

Read More..

Monday, June 4, 2007

Semakin Ganteng Aja


Demikian komentar beberapa kawan setelah melihat photo ini. Bahkan sempat ada yang protes, wah curang nih ..... kita ngak diajak-ajak. Memang photo bareng peragawati adalah dambaan setiap cowok, heeeee ...... jangan salah arti ya. Memang susah jadi selebritis ... selalu saja diajak photo, heeeee ...., mereka adalah siswa kelas 3 dan 2 SMKTI Airlangga yang mengisi Fashion Show pada acara Pelepasan dan Penyerahan Sertifikat Kompetensi Siswa Kelas 3 SMKTI Airlangga tgl. 2 Juni 2007 di Ruang Aji Badara Hotel Grand Victoria Samarinda.

Peragawati kita ini keren abisz..., disela-sela pengambilan photo ini, Pak Adrianto berkomentar sama Saya ..... luar biasa mereka, ini bukan lagi kelas lokal tetapi KELAS DUNIA. Woowwwwww .... setuju Pak kata Saya, hanya perlu sedikit dipoles mereka pasti jadi. Buat Rusyadi Syakir "Emon" ... Lo mesti yakin akan bakat lo, lo punya talenta kelas dunia, jangan berhenti hanya sampai Kaltim. Pastikan suatu saat nanti lo akan kasih saya dan Pak Adri ticket pesawat, nginep di salah satu hotel di Paris untuk liat hasil-hasil karya lo. Nginepnya dua minggu ya Mon .... heeee.

Read More..

Pelepasan dan Penyerahan Sertifikat Kompetensi Siswa Kelas 3 SMKTI Airlangga


Sabtu 2 Juni 2007 merupakan hari yang sangat spesial buat SMK TI Airlangga karena pada hari itu bertempat di Hotel Grand Victoria Samarinda dilaksanakan Acara Pelepasan dan Penyerahan Sertifikat Kompetensi kepada 66 siswa kelas 3 SMK TI Airlangga Angkatan ke - IV. Khidmat, tawa, canda, histeris, sedih campur jadi satu. Rangkaian acaranya sungguh amat berbeda dengan kebanyakan acara perpisahan yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah. Kali ini SMK TI Airlangga menekankan kepada penyadaran kompetensi yang dimiliki oleh siswa yang akan menjadi keunggulan kompetitif dalam merebut peluang kerja setelah lulus nantinya. Semoga mementum penyerahan sertifikat ini menjadi energi positif bagi semua komponen di SMK TI Airlangga khususnya siswa kelas 3. Selamat berjuang, masa depan nyata di depan kalian, bekal telah kalian miliki, semangat telah kalian jaga, rebut masa depan kalian dengan keyakinan atas Ridho Allah SWT semata.

Read More..