Wednesday, April 9, 2008

Terapi Gen, Angin Segar Bagi Pengidap Hemofilia

Boston 08 Jun 01 13:30 WIB (Astaga.com)
Para peneliti asal Harvard Medical School baru-baru ini berhasil menemukan cara baru, Gene Theraphy, dalam mengobati pasien pengidap hemofilia A.

Sampai sejauh mana tingkat keberhasilannya?

Hemofilia merupakan satu kelainan yang berkaitan dengan masalah pembekuan darah. Dimana darah yang terdapat pada diri para pengidap penyakit keturunan yang satu ini, umumnya sukar membeku. Sehingga sangat besar risikonya terjadi pendarahan.

Umumnya serangan hemofilia A itu timbul akibat adanya kerusakan pada gen yang dikenal dengan sebutan faktor VIII. Gen itu sendiri sehari-harinya mempunyai tugas sebagai protein pembeku darah.

Penggunaan teknik terapi gen yang dilakukan oleh Dr. David A. Roth itu sendiri, dilakukan untuk memasukkan gen faktor VIII ke dalam tubuh si pasien. Dengan masuknya gen tersebut maka tubuh pasien pun akan memproduksi faktor-faktor pembeku darah lebih banyak lagi.

Dalam penelitian yang melibatkan enam pengidap hemofilia tersebut, Roth

1. mengambil butiran-butiran dalam jaringan sel (fibroblast) dari masing-masing pasien.

2. Kemudian guna menggabungkan gen faktor VIII dengan fibroblast, para ahli menggunakan plasma DNA sebagai mediatornya.

3. Setelah itu barulah plasma DNA yang berisi gen faktor VIII tersebut, dimasukkan ke dalam sel-sel fibroblast dengan bantuan electric shock atau alat kedut elektrik.

4. Usai mengidentifikasi sel-sel yang menghasilkan gen baru tersebut, para ahli lantas melakukan pengkloningan. Kloning sel-sel tersebut lalu disuntikkan di sekitar daerah perut pasien.

Hasilnya, menurut Roth, sekalipun kadar aktifitas faktor VIII tersebut sangat kecil, tetap saja bisa meningkatkan kualitas hidup para pasien. Terbukti, sebagian pasien mengalami peningkatan kadar gen faktor VIII tersebut 1 hingga 2%. Bahkan ada seorang pasien yang meningkat hingga 4%.

"Meningkatnya kadar faktor VIII tersebut, tentu saja bisa menurunkan risiko pendarahan," ungkap Roth tentang hasil penelitiannya yang dipublikasikan lewat The New England Journal of Medicine edisi 7 Juni itu.

Ya, semoga saja terapi gen tersebut nggak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat AS saja ya, tapi bisa juga dirasakan oleh para pengidap hemofilia A di negeri ini. Kita tunggu saja. (eno)

No comments: