Ini kisah nyata terjadi di Samarinda. Sebut saja Ibu Heri seorang pedagang kebutuhan sehari-hari di sebuah perumahan di Samarinda. Ibu Heri setiap pagi selalu pergi ke Pasar Segiri untuk membeli apa saja kebutuhan dapur untuk mengisi warungnya. Lombok, jahe, minyak goreng, tepung, beras, sayur-sayuran dan juga buah-buahan seperti pisang, nenas, dll. Pelanggannya adalah masyarakat sekitar rumahnya tidak terkecuali David si bule yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.
Singkat cerita suatu hari si bule ingin beli pisang (nih cerita ulang Pak Heri kepada Saya). I buy banana one by one. Bu Heri yang saat itu sedang jaga warung dengan pasti bilang .... ok, ok ..... Kontan saja si bule ambil beberapa biji pisang dengan semangat (kali liat seger-seger dan mulus pisangnya, maklumlah bu Heri kalau belanja selalu cari yang bagus-bagus). Tapi apa yang terjadi ....... si bule kaget luar biasa ketika tiba-tiba bu Heri teriakkkk ...... no protol .... no protol-protolllll. Bingunglah si bule ...... what's ?????? No .... protol tuan.
Keluarlah Pak Heri mendengar teriakan bu Heri ...... huaaahaaaaaaaa, never main sir, please kata pak Heri. Ternyata maksudnya bu Heri pisangnya jangan diprotoli ..... heeeee, kena deh.
Sekarang tetangga-tetangga bu Heri kalau beli pisang selalu bilang gini .... berapa harga no protolnya ????
Thursday, July 31, 2008
No Protol-protol
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment